KECIL DISUKA, MUDA BERKARYA, TUA KAYA RAYA, MATI (mudah-mudahan) MASUK SURGA

Sabtu, 10 Mei 2014

KONSELING KRR
Pengertian Konseling
Konseling adalah suatu proses dimana seseorang membantu orang lain dalam membuat ksputusan atau mencari jalan untuk mengatasi masalah, melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan perasaanperasaan “ yang terlibat didalamnya.

Konseling KRR
Konseling KRR adalah suatu proses tatap muka dimana seorang konselor membantu remaja untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya.

Oleh sebab itu dalam konseling KRR harus terjadi:
1. Hubungan saling percaya
2. Komunikasi yang terbuka
3. Pemberdayaan klien agar mampu mengambil keputusannya sendiri.

Sasaran Konseling KRR




1. Individu remaja
2. Kelompok Remaja
3. Klien dengan kehamilan yang tidak diinginkan
4. Penyalahguna napza
5. Pengidap HIV dan AIDS (ODHA)

Syarat menjadi Konselor KRR
Beberapa syarat seorang konselor sebaya:
1. Berpengalaman sebagai pendidik sebaya.
2. Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien
3. Terbuka pada pendapat orang lain
4. Menghargai dan menghormati klien
5. Peka terhadap perasaan orang dan mampu berempati
6. Dapat dipercaya dan mampu memegang rahasia
7. Perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat
8. Memiliki pengetahuan yang luas mengenai:
a.    Seksualitas yang meliputi tumbuh kembang remaja, alat, system dan proses reproduksi, konsekuensi hubungan sex pra nikah ; kehamilan.
b.    HIV dan AIDS serta PMS
c.    NAPZA
9. Memiliki ketrampilan dalam :
a. Menciptakan suasana yang aman, nyaman dan menimbulkan rasa percaya klien terhadap konselor
b. Melakukan komunikasi interpersonal, yaitu hubungan timbale balik yang bercirikan :
1) Komunikasi dua arah
2) Memperhatikan aspek verbal dan non verbal
3) Mendengar secara aktif
4) Penggunaan pertanyaan untuk menggali informasi, perasaan dan pikiran.
5) Membantu klien dalam pengambilan keputusan.

Syarat Tempat Konseling
1. Terjamin privacy
2. Nyaman, tidak bising
3. Tenang

C. Sikap Konselor
S :  Smile. Duduk menghadap ke klien berikan anggukan atau senyuman.
O :  Open and Non Judgemental facial expression. Expresi muka menunjukan sikap terbuka dan tidak menilai.
L :  Lean towards Client. Tubuh condong ke klien
E :  Eye contact. Kontak sesuai cara yang diterima budaya setempat
R :  Relaxed and Friendly manner. Santai dan sikap bersahabat.



Langkah-Langkah Konseling KRR

SA
: Salam, memberi perhatian dan menciptakan hubungan dan situasi nyaman.
T
: Tanya, mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kebutuhan, pengetahuan dan perasaan klien tentang masalah yang dihadapi dan latar belakangnya, Identifikasi effek dari masalah terhadap klien dan hal lain.

U
: Tanya, mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kebutuhan, pengetahuan dan perasaan klien tentang masalah yang dihadapi dan latar belakangnya, Identifikasi effek dari masalah terhadap klien dan hal lain.
TU
: Bantu klien untuk mengambil keputusan yang diinginkan. Beri waktu dan dorong klien untuk berpendapat
J
: Jelaskan secara rinci mengenai alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih klien, konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dihadapi. Ajukan pertanyaan apakah klien sudah mengerti apa yang disampaikan agar bisa membuat keputusan tanpa tekanan.
U
: Rencanakan kunjungan ulang atau rujuk ketempat pelayanan konseling bila diperlukan.


Observasi dan Memantapkan Hubungan Baik
Keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang konselor adalah keterampilan observasi dan memantapkan hubungan baik.

A. Tingkah laku verbal
Yang termasuk kedalam tingkah laku verbal adalah semua suarasuara yang bermakna dari konselor atau klien lain.

B. Tingkah laku non verbal
Yang termasuk ke dalam tingkah laku non verbal adalah bahasa tubuh, tatapan mata, nada/intonasi suara, jangka waktu (tempo), ekspresi wajah (raut muka), masa diam saat pembicaraan meupun gerakan fisik seperti sentuhan, anggukan kepala, gerakan tangan yang terbuka atau kata-kata seperti “ehmm...ehmm..”.

C. Kesenjangan
Kesenjangan adalah ketidak sesuaian tingkah laku verbal dan nonverbal.

Keterampilan dasar berikutnya yaitu memantapkan hubungan baik meliputi hal sebagai berikut:
1. Menerima klien apa adanya
2. Memberi salam dan memperkenalkan diri
3. membuat klien merasa diterima, nyaman, rileks
4. Menjalin kerja sama dengan klien
5. Memberi respon positif, pujian dan dukungan

Keterampilan Mendengar Aktif

1. Refleksi Isi (Paraphrasing)
Merefleksi isi percakapan klien adalah mengungkapkan kembali atau memberi masukan tentang inti dari apa saja yang baru dikatakannya dengan cara memendekkan dan memperjelas pendapat klien.
2. Refleksi perasaan
Refleksi perasaan menyangkut emosi klien dan umpan balik inti dari perasaan klien yang telah teramati oleh konselor.
3. Merangkum
Merangkum dapat digunakan saat akan mengakhiri suatu percakapan, untuk transisi antar topik atau untuk memberi penjelasan panjang terhadap masalah klien yang rumit.

Tipe mendengar aktif
1.    Terima klien apa adanya, hargai klien sebagai individu yang berbeda dari individu lainnya.
2.    Dengarkan apa yang dikatakan klien dan juga bagaimana ia mengatakan hal itu. Perhatian intonasi suara, pemilihan kata, ekspresi wajah dan gerakan-gerakan tubuh.
3.    Tempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan.
4.    Beri waktu pada klien untuk berpikir, bertanya dan berbicara sesuai dengan kecepatan klien.
5.    Dengarkan klien dengan seksama, jangan berpikir apa yang akan dikatakan selanjutnya.
6.    Lakukan pengulangan/refleksi apa yang didengar, sehingga baik konselor maupun klien tahu bahwa konselor telah paham.
7.    Duduk menghadap klien dengan nyaman, hindari gerakan yang mengganggu, tatap dan perhatikan klien,
8.    Tunjukkan tanda perhatiaan verbal (misalnya dengan mengucapkan: ehmm..., ya ya…, lalu.., terus.., ohh… begitu, dsb.) dan non verbal (sesekali mengangguk).

Keterampilan Bertanya Efektif
a.    Pertanyaan tertutup. “Sudah berapa lama kamu kecanduan rokok ?”
b.    Pertanyaan terbuka. “Bagaimana pendapat pacarmu dengan keputusan kamu untuk menggugurkan kehamilan ?”
c.    Pertanyaan mendalam. “Dapatkah kamu menceritakan lebih lanjut apa yang kamu
d.    katakan bahwa kamu pernah kecanduan narkoba ?”
e.    Pertanyaan mengarahkan. “Apakah kami mengidap IMS ?”

Kiat-Kiat Bertanya Efektif
a. Gunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatiaan minat dan keakraban.
b. Gunakan kata-kata yang dipahami klien.
c. Ajukan pertanyaan saru persatu.
d. Gunakan kata tanya yang mendorong klien tetap bicara
e. Bila harus menanyakan hal-hal yang sangat pribadi jelaskan “mengapa”
f. Ajukan pertanyaan yang sama dengan berbagai cara bila klien belum paham.
g. Hindari pertanyaan yang mengarahkan.
h. Gunakan “pertanyaan terbuka”

Keterampilan Membantu Klien Dalam Pengambilan Keputusan
Tipe-tipe pengambilan keputusan :
1.  Pengambilan keputusan karena ketidak sanggupan segera; membiarkan kejadian berlalu, tanpa berbuat apa-apa.
2.  Pengambilan keputusan intuitif, bersifat segera
3.  Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena harus segera dilaksanakan.
4.  Pengambilan keputusan yang reaktif
5.  Pengambilan keputusan yang ditangguhkan; dialihkan pada orang lain, membiarkan orang lain yang bertanggung jawab.
6.  Pengambilan keputusan secara berhati-hati; dipikirkan dan mempertimbangkan berbagai pilihan.

Dalam hal ini konselor akan membantu klien memberikan informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan tersebut. Pada akhirnya pengambilan keputusan adalah tanggung jawab klicn. Terdapat 4 (empat) gagasan atau strategi membantu klien membuat keputusan:
a. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya.
b. Membantu klien dalam mempertimbangkan pilihan spesifikasinya.
c. Membantu klien mengevaluasi pilihan.
d. Membantu klien menyusun rencana kerja.

Disamping harus mempertimbangkan 4 (empat) strategi pengambilan keputusan diatas, dalam proses membantu klien, konselor sebaya juga harus memperhatikan “4K”, meliputi:
a.    Kondisi masalah yang dihadapi.
b.    Daftar kemungkinan pilihan atau alternatif keputusan.
c.    Timbang konsekuensi dari setiap pilihan yang ada.
d.    Buat keputusan terbaik

Situasi Sulit Dalam Konseling
Beberapa situasi sulit yang mungkin dihadapi Konselor Sebaya antara lain sebagai berikut:
1. Klien pasif dan diam
2. Klien menangis terus menerus
3. Klien bertanya tentang hal-hal pribadi konselor
4. Konselor melakukan suatu kesalahan
5. Konselor tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh klien
6. Konselor meyakini bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien

7. Konselor dan klien saling mengenal.
»»  BACA SELENGKAPNYA BRO...