KONSELING
KRR
Pengertian Konseling
Konseling
adalah suatu proses dimana seseorang membantu orang lain dalam membuat
ksputusan atau mencari jalan untuk mengatasi masalah, melalui pemahaman tentang
fakta-fakta dan perasaanperasaan “ yang terlibat didalamnya.
Konseling KRR
Konseling KRR adalah
suatu proses tatap muka dimana seorang konselor membantu remaja untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya.
Oleh sebab itu dalam
konseling KRR harus terjadi:
1. Hubungan saling
percaya
2. Komunikasi yang
terbuka
3. Pemberdayaan klien
agar mampu mengambil keputusannya sendiri.
Sasaran Konseling KRR
1. Individu remaja
2. Kelompok Remaja
3. Klien dengan kehamilan
yang tidak diinginkan
4. Penyalahguna napza
5. Pengidap HIV dan AIDS
(ODHA)
Syarat menjadi Konselor
KRR
Beberapa syarat seorang
konselor sebaya:
2. Mempunyai minat yang
sungguh-sungguh untuk membantu klien
3. Terbuka pada pendapat
orang lain
4. Menghargai dan
menghormati klien
5. Peka terhadap perasaan
orang dan mampu berempati
6. Dapat dipercaya dan
mampu memegang rahasia
7. Perasaan stabil dan
kontrol diri yang kuat
8. Memiliki pengetahuan
yang luas mengenai:
a.
Seksualitas yang meliputi tumbuh kembang remaja, alat, system dan
proses reproduksi, konsekuensi hubungan sex pra nikah ; kehamilan.
b.
HIV dan AIDS serta PMS
c.
NAPZA
9. Memiliki ketrampilan
dalam :
a. Menciptakan
suasana yang aman, nyaman dan menimbulkan rasa percaya klien terhadap konselor
b. Melakukan
komunikasi interpersonal, yaitu hubungan timbale balik yang bercirikan :
1) Komunikasi dua arah
2) Memperhatikan aspek verbal dan non verbal
3) Mendengar secara aktif
4) Penggunaan pertanyaan untuk menggali informasi, perasaan dan
pikiran.
5) Membantu klien dalam pengambilan keputusan.
Syarat Tempat Konseling
1. Terjamin privacy
2. Nyaman, tidak
bising
3. Tenang
C. Sikap Konselor
S : Smile. Duduk menghadap ke klien berikan
anggukan atau senyuman.
O : Open and Non Judgemental facial expression. Expresi
muka menunjukan sikap terbuka dan tidak menilai.
L : Lean towards Client. Tubuh condong ke klien
E : Eye contact. Kontak sesuai cara yang
diterima budaya setempat
R : Relaxed and Friendly manner. Santai dan
sikap bersahabat.
Langkah-Langkah Konseling
KRR
SA
|
: Salam,
memberi perhatian dan menciptakan hubungan dan situasi nyaman.
|
T
|
: Tanya,
mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kebutuhan, pengetahuan dan perasaan
klien tentang masalah yang dihadapi dan latar belakangnya, Identifikasi effek
dari masalah terhadap klien dan hal lain.
|
U
|
: Tanya, mengajukan
pertanyaan untuk mengetahui kebutuhan, pengetahuan dan perasaan klien tentang
masalah yang dihadapi dan latar belakangnya, Identifikasi effek dari masalah
terhadap klien dan hal lain.
|
TU
|
: Bantu klien
untuk mengambil keputusan yang diinginkan. Beri waktu dan dorong klien untuk
berpendapat
|
J
|
: Jelaskan
secara rinci mengenai alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih klien,
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dihadapi. Ajukan pertanyaan apakah klien
sudah mengerti apa yang disampaikan agar bisa membuat keputusan tanpa
tekanan.
|
U
|
: Rencanakan
kunjungan ulang atau rujuk ketempat pelayanan konseling bila diperlukan.
|
Keterampilan dasar yang
harus dimiliki seorang konselor adalah keterampilan observasi dan memantapkan
hubungan baik.
A. Tingkah laku verbal
Yang termasuk kedalam tingkah laku verbal adalah semua suarasuara yang
bermakna dari konselor atau klien lain.
B. Tingkah laku non
verbal
Yang termasuk ke dalam
tingkah laku non verbal adalah bahasa tubuh, tatapan mata, nada/intonasi suara,
jangka waktu (tempo), ekspresi wajah (raut muka), masa diam saat pembicaraan
meupun gerakan fisik seperti sentuhan, anggukan kepala, gerakan tangan yang
terbuka atau kata-kata seperti “ehmm...ehmm..”.
C. Kesenjangan
Kesenjangan adalah ketidak sesuaian tingkah laku verbal dan nonverbal.
Keterampilan dasar berikutnya yaitu memantapkan hubungan baik meliputi
hal sebagai berikut:
1. Menerima klien apa adanya
2. Memberi salam dan memperkenalkan diri
3. membuat klien merasa diterima, nyaman, rileks
4. Menjalin kerja sama dengan klien
5. Memberi respon positif, pujian dan dukungan
Keterampilan Mendengar
Aktif
1. Refleksi Isi
(Paraphrasing)
Merefleksi isi percakapan
klien adalah mengungkapkan kembali atau memberi masukan tentang inti dari apa
saja yang baru dikatakannya dengan cara memendekkan dan memperjelas pendapat
klien.
2. Refleksi perasaan
Refleksi perasaan menyangkut emosi klien dan umpan balik inti dari
perasaan klien yang telah teramati oleh konselor.
3. Merangkum
Merangkum dapat digunakan saat akan mengakhiri suatu percakapan, untuk
transisi antar topik atau untuk memberi penjelasan panjang terhadap masalah
klien yang rumit.
1.
Terima klien apa adanya, hargai klien sebagai individu yang berbeda
dari individu lainnya.
2.
Dengarkan apa yang dikatakan klien dan juga bagaimana ia mengatakan
hal itu. Perhatian intonasi suara, pemilihan kata, ekspresi wajah dan
gerakan-gerakan tubuh.
3.
Tempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan.
4.
Beri waktu pada klien untuk berpikir, bertanya dan berbicara sesuai
dengan kecepatan klien.
5.
Dengarkan klien dengan seksama, jangan berpikir apa yang akan
dikatakan selanjutnya.
6.
Lakukan pengulangan/refleksi apa yang didengar, sehingga baik konselor
maupun klien tahu bahwa konselor telah paham.
7.
Duduk menghadap klien dengan nyaman, hindari gerakan yang mengganggu,
tatap dan perhatikan klien,
8.
Tunjukkan tanda perhatiaan verbal (misalnya dengan mengucapkan:
ehmm..., ya ya…, lalu.., terus.., ohh… begitu, dsb.) dan non verbal (sesekali
mengangguk).
Keterampilan Bertanya
Efektif
a.
Pertanyaan tertutup. “Sudah berapa lama kamu kecanduan rokok ?”
b.
Pertanyaan terbuka. “Bagaimana pendapat pacarmu dengan keputusan
kamu untuk menggugurkan kehamilan ?”
c.
Pertanyaan mendalam. “Dapatkah kamu menceritakan lebih lanjut apa
yang kamu
d.
katakan bahwa kamu pernah kecanduan narkoba ?”
e.
Pertanyaan mengarahkan. “Apakah kami mengidap IMS ?”
Kiat-Kiat Bertanya
Efektif
a. Gunakan intonasi suara
yang menunjukkan perhatiaan minat dan keakraban.
b. Gunakan kata-kata yang
dipahami klien.
c. Ajukan pertanyaan saru
persatu.
d. Gunakan kata tanya yang
mendorong klien tetap bicara
e. Bila harus menanyakan
hal-hal yang sangat pribadi jelaskan “mengapa”
f. Ajukan pertanyaan yang
sama dengan berbagai cara bila klien belum paham.
g. Hindari pertanyaan
yang mengarahkan.
h. Gunakan “pertanyaan
terbuka”
Keterampilan Membantu
Klien Dalam Pengambilan Keputusan
Tipe-tipe
pengambilan keputusan :
1.
Pengambilan keputusan karena ketidak sanggupan segera; membiarkan
kejadian berlalu, tanpa berbuat apa-apa.
2.
Pengambilan keputusan intuitif, bersifat segera
3.
Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena harus segera
dilaksanakan.
4.
Pengambilan keputusan yang reaktif
5.
Pengambilan keputusan yang ditangguhkan; dialihkan pada orang
lain, membiarkan orang lain yang bertanggung jawab.
6.
Pengambilan keputusan secara berhati-hati; dipikirkan dan mempertimbangkan
berbagai pilihan.
Dalam hal ini konselor
akan membantu klien memberikan informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan
tersebut. Pada akhirnya pengambilan keputusan adalah tanggung jawab klicn.
Terdapat 4 (empat) gagasan atau strategi membantu klien membuat keputusan:
a. Membantu klien
meninjau kemungkinan pilihannya.
b. Membantu klien dalam
mempertimbangkan pilihan spesifikasinya.
c. Membantu klien
mengevaluasi pilihan.
d. Membantu klien
menyusun rencana kerja.
Disamping harus
mempertimbangkan 4 (empat) strategi pengambilan keputusan diatas, dalam proses
membantu klien, konselor sebaya juga harus memperhatikan “4K”, meliputi:
a.
Kondisi masalah yang dihadapi.
b.
Daftar kemungkinan pilihan atau alternatif keputusan.
c.
Timbang konsekuensi dari setiap pilihan yang ada.
d.
Buat keputusan terbaik
Situasi Sulit Dalam
Konseling
Beberapa situasi sulit
yang mungkin dihadapi Konselor Sebaya antara lain sebagai berikut:
1. Klien pasif dan diam
2. Klien menangis terus
menerus
3. Klien bertanya tentang
hal-hal pribadi konselor
4. Konselor melakukan
suatu kesalahan
6. Konselor meyakini
bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien
7. Konselor dan klien
saling mengenal.