KECIL DISUKA, MUDA BERKARYA, TUA KAYA RAYA, MATI (mudah-mudahan) MASUK SURGA

Kamis, 05 Desember 2013

MENSTRUASI DAN MIMPI BASAH


Menstruasi pada perempuan terjadi secara berkala. Sel telur yang matang akan dikeluarkan dari indung telur, bergerak melalui saluran telur menuju rahim. Rahim mengalami penebalan pada dinding-dindingnya sehingga jika diperlukan akan siap menerima pembuahan.
Sel telur yang matang akan berpotensi untuk dibuahi oleh sperma hanya dalam 24 jam. Bila dalam waktu tersebut sel telur tidak bertemu dengan sperma (tidak dibuahi) berarti sel telur dan seluruh jaringan yang terbentuk pada dinding rahim akan rontok disertai pendarahan, dan dikeluarkan dari rahim sebagai menstruasi.
Dengan demikian, menstruasi/haid adalah peristiwa meluruhnya lapisan dinding rahim perempuan yang banyak mengandung pembuluh darah secara periodik, dikarenakan tidak adanya pembuahan Sel Telur perempuan oleh Sel Sperma laki-laki.
Variasi umur perempuan dalam mengalami menstruasi pertama kali (kisaran usia 10-16 tahun) tergantung pada berbagai faktor, diantaranya kesehatan, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh, tontonan erotis (stimulus/rangsangan) dan genetik.
Ovarium bayi perempuan yang baru lahir mengandung ratusan ribu sel telur, tetapi belum berfungsi. Ketika pubertas, ovariumnya mulai berfungsi dan terjadi proses yang disebut siklus menstruasi (jarak antara hari pertama menstruasi bulan ini dengan hari pertama menstruasi bulan berikutnya).
Lama menstruasi pada setiap perempuan berbeda-beda. Ada yang cuma sehari semalam, ada yang 3 hari, 4 atau 5 hari, 7 hari dan paling lama ada yang sampai 15 hari. (Bila lebih dari 15 hari agar segera berkonsultasi ke dokter). Sedangkan siklus rata-rata menstruasi perempuan adalah 28 hari, namun dapat pula berkisar antara 21 hingga 35 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada satu perempuan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut. 
Bila seorang perempuan menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang perempuan sedang hamil. Untuk memastikan kehamilan dapat diperiksa dengan melakukan test kehamilan sederhana. 
Terkadang muncul keluhan saat menstruasi yang dikenal dengan istilah Nyeri Haid (Dismenore), misalnya kram perut (yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot halus rahim), mual, sakit kepala, pusing, gelisah, letih, hidung tersumbat, emosi labil, sensitif, lemas terkadang sampai pingsan!
Sebenarnya hal itu adalah reaksi fisiologis normal akibat ketidakstabilan hormon diawal Menstruasi, yang secara perlahan akan berkurang.  Tetapi bisa menjadi lebih berat manakala terdapat stres, kelelahan (olahraga berat secara teratur), hilang berat badan atau penyakit.
Sebaliknya, sebagian wanita dapat mengalami aliran menstruasi yang berlebihan, kondisi yang dikenal sebagai menoragi. Tidak hanya aliran darah menjadi banyak, namun dapat berlangsung lebih lama dari periode normal. 
Siklus menstruasi perempuan paling lambat setelah satu tahun semenjak mengalami menstruasi pertama kali, sudah mulai teratur. Bila tidak teratur sampai dua tahun, maka harus segara berkonsultasi kepada dokter
Secara umum menstruasi akan berakhir (Menopause) ketika perempuan berada pada kisaran usia 45-50 tahun. Berakhirnya menstrausi meruapakan isyarat masa akhir kesuburan seorang perempuan
Karena proses menstruasi rutin terjadi pada setiap perempuan, maka sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut ini :
a.  Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi biasa, pada saat mandi organ reproduksi luar perlu cermat dibersihkan.
b.  Mengganti  pembalut  minimal  empat  kali  sehari  terutama  sehabis  buang  air  kecil. Kebersihan pada masa menstruasi sangat penting, karena air yang kurang bersih dan pembalut ynag lembab akan memudahkan terjadinya penyakit yang tidak diinginkan.
c.    Bila perut terutama daerah sekitar rahim terasa nyeri, dan masih dapat diatasi (ringan), tidak usah dibiasakan minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu seperti misalnya hingga menyebabkan pingsan.
d.  Makan-makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung zat besi dan vitamin, seperti hati ayam/sapi, daging, telur, sayur dan buah.
e.  Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik yang berlebihan misalnya olahraga berat, terutama pada siswi sekolah perlu dipertimbangkan.

Mimpi Basah (Wet Dream),
Mimpi bukan sembarangan mimpi. Mimpi basah merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan mekanisme alami keluarnya air mani (sperma) dengan sendirinya, saat seorang remaja laki-laki tidur, tanpa menimbulkan keluhan yang berarti, terutama pada saat mimpi tentang seks.

Mimpi basah terjadi pada remaja laki-laki yang sudah pubertas, dimana Testis memproduksi 1-3 juta sperma setiap harinya (seumur hidup), yang akan mengalami proses pematangan sebelum dikeluarkan. Biasanya didahului oleh rangsangan mimpi erotis (seksual)! Selanjutnya, Penis akan bereaksi membesar dan menegang (Ereksi), dan kemudian akan mengeluarkan air mani (Ejakulasi). Jika telah puber, remaja laki-laki sudah siap untuk membikin perempuan menjadi hamil.

Mimpi basah umumnya terjadi secara periodik, berkisar setiap 2–3 minggu. Namun sebagai catatan bahwa tidak setiap remaja laki-laki yang telah puber mengalami mimpi basah, karena sperma yang diproduksi testis dapat pula diserap oleh tubuh (darah putih) dan dikeluarkan melalui cairan keringat dan kotoran.

Catatan terakhir : manakala seorang perempuan sudah mengalami menstruasi, dan seorang remaja laki-laki sudah bisa mimpi basah, maka keduanya telah PUBERTAS. Yang perempuan sudah bisa hamil (walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini). Perempuan yang sudah datang bulan berarti telah memiliki kematangan seks, karena hormon seksnya sudah berfungsi aktif. Sementara yang laki-laki sudah bisa membuahi atau sudah bisa membuat perempuan menjadi hamil.

»»  BACA SELENGKAPNYA BRO...

Jumat, 15 November 2013

HAK-HAK REPRODUKSI

Hak reproduksi merupakan bagian dari hak azasi manusia yang melekat pada manusia sejak lahir dan dilindungi keberadaannya. Sehingga pengekangan terhadap hak reproduksi berarti pengekangan terhadap hak azasi manusia.

Aneka Macam Hak-Hak Reproduksi
Berdasarkan Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di Kairo 1994 :
1.       Hak  mendapatkan  informasi  dan  pendidikan  kesehatan  reproduksi.  
2.       Hak  mendapatkan  pelayanan  dan  perlindungan  kesehatan  reproduksi.
3.       Hak untuk kebebasan berfikir tentang kesehatan reproduksi.
4.       Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasaan, penyiksaan dan pelecehan seksual.
5.       Hak mendapatkan manfaat dari Kemajuan Ilmu Pengetahuan yang terkait dengan kesehatan reproduksi;
6.       Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran.
7.       Hak untuk hidup (hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan dan proses melahirkan).
8.       Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksi.
9.       Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya.
10.   Hak membangun dan merencanakan keluarga.
11.   Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
12.   Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi.

Masalah-Masalah Dalam Pemenuhan Hak-Hak Reproduksi Pada Remaja.
Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan :
1)       Rendahnya pengetahuan remaja perempuan dan laki-laki tentang usia subur
2)   Minimnya Remaja perempuan dan laki-laki mendapatkan info tentang risiko kehamilan jika melakukan hubungan seksual
3)      Pengetahuan remaja tentang PMS masih sangat rendah : HIV dan AIDS, Raja singa, penyakit kencing nanah, herpes genitalis klamida/kandidiasis, Jengger ayam, dll.
4)       Masih sangat sedikit pelayanan kesehatan reproduksi yang dikhususkan bagi remaja.
5)   Tingginya perilaku seksual bebas dikalangan remaja yang dapat berakibat terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, PMS dan Infeksi Menular Seksual.
6)   Remaja yang cenderung rentan terkena dampak kesehatan reproduksi adalah remaja putus sekolah, remaja jalanan, remaja penyalahguna napza, remaja yang mengalami kekerasan seksual, korban perkosaan dan pekerja seks komersial.
7)   Remaja yang berresiko 300% lebih besar untuk melakukan seks bebas : Memiliki Pacar, Memiliki Teman yang setuju dan teman yang mendorong adanya Free Sex.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diharapkan Pemerintah melalui berbagai sektor baik Pusat maupun daerah serta, LSM, seluruh lapisan masyarakat yang tahu dapat berperan aktif memberikan informasi dan pelayanan serta pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja. Dengan informasi yang benar mengenai resiko Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), maka diharapkan remaja akan semakin berhati-hati dalam melakukan aktifitas kehidupan reproduksinya. 
»»  BACA SELENGKAPNYA BRO...

Kamis, 17 Oktober 2013

PUBLIC SPEAKING (Bagian I)

Public Speaking  dipahami sebagai berbicara di depan umum, seperti ceramah atau pidato dan presentasi. Public Speaking mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi lisan) di depan orang banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC), presentasi, diskusi, briefing, atau mengajar di kelas. Presenter TV dan penyair radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience yang banyak (publik), meskipun tidak face to face.

Untuk menjadi “pembicara hebat” (great public speaker) dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
1.    Practice – Latihan  pidato  di  depan kawan-kawan, keluarga, bahkan anjing/kucing, atau siapa saja yang bisa mendengarkan; di depan cermin; menggunakan recorder.
2.  Building Skill – membangun keterampilan PS dengan memahami teknik PS, meliputi persiapan dan penyampaian.

DEFINISI PIDATO

Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum untuk menyampaikan suatu gagasan, pikiran atau informasi yang ditujukan kepada orang lain (peserta/audience) dengan cara lisan.

Pidato juga bisa diartikan sebagai berikut :
1.     The art of persuasion yaitu sebagai seni membujuk/merayu,
2.     Rhetorica yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif,

JENIS-JENIS PIDATO
I.  Berdasarkan pada ada tidaknya persiapan :impromptu (Spontan), manuskrip (Memamakai Teks), memoriter (Hafalan), dan ekstempore (skema / Garis Besar).
II. Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan : pidato informatif, pidato persuasive (membujuk/mempengaruhi), dan pidato rekreatif (menghibur).
III.  Berdasarkan pada sifat isi pidato,: 

1.
Pidato Pembukaan : pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2.
Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3.
Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4.
Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5.
Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6.
Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
»»  BACA SELENGKAPNYA BRO...

Kamis, 12 September 2013

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

PENGERTIAN REMAJA :


Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO). Sementara United Nations (UN) atau PBB menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.


Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya ke budaya yang lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994). Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung jawab bersama laki-laki maupun perempuan.
Karena itu baik laki-laki maupun perempuan harus tahu dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi. Beberapa pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar remaja mempunyai kesehatan reproduksi yang baik adalah pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja) termasuk di dalamnya adalah mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan pasangannya, bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi, pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual remaja, kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya, hak-hak reproduksi serta mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif atau belum boleh dilakukan sebelum waktunya.
Karena merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa, tentunya masa remaja identik dengan berbagai perubahan. Perubahan apa yang banyak dialami remaja? Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, baik yang bisa dilihat dari luar maupun yang tidak kelihatan. Remaja juga mengalami perubahan psikis yang kemudian tercermin dalam sikap dan tingkah laku. Ini erat kaitannya dengan perubahan dari sisi sosial dan prilaku sejalan perkembangan kepribadiannya yang dipengaruhi tidak saja oleh orangtua dan lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan sekolah, ataupun teman-teman pergaulan di luar sekolah.

Ciri-ciri pada Cowok  :

·      otot menguattumbuh jakun;

·      tumbuh bulu-bulu di ketiak, muka (kumis, janggut), dan  di  sekitar kemaluan;

·      kulit dan rambut berminyak;

·      suara menjadi besar (berat);

·      penis dan buah zakar membesar

·      mimpi basah


Ciri-ciri pada Cewek

·         tumbuh payudara;puting payudara menonjol keluar;

·         bentuk tubuh berlekuk (berbentuk); pinggul membesar

·         tumbuh bulu-bulu di ketiak dan sekitar  kemaluan

·         menstruasi (datang bulan/ haid)


Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yg utuh (bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam segala aspek yg berhubungan dg sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya


UPAYA MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI :

Cowok dan cewek :

¾    Bersihkan alat kelamin dengan air bersih, depan ke belakang

¾    Ganti celana dalam minimal 2x sehari

¾    Pakai celana yang menyerap keringat dan tidak ketat

¾    Gunting rambut kemaluan (tidak sampai botak).
¾    Tidak melakukan hubungan seks pra nikah
  

Cowok : SUNAT


Cewek :

  - Gunakan pembalut ketika menstruasi

  - Ganti pembalut minimal 4 kali dalam sehari

  - Sebaiknya tidak pakai cairan pembersih vagina dan pantyliner


MITOS-MITOS MENYESATKAN :

o  Ngeseks jika hanya sekali nggak bakal bikin wanita hamil
o  Nge seks sambil berdiri tidak bakal si wanitanya hamil
o  Ngeloncat-loncat setelah nge seks dapat sebabkan wanita tidak bakal hamil.
o  Seorang wanita yang melakukan hubungan seks ketika sedang menstruasi tidak akan hamil
o  Sperma laki-laki dapat menjadi obat jerawat
o  Sering berhubungan seks bisa membuat dengkul kopong.
o  Melakukan hubungan seks jika masih berpakaian lengkap tidak akan menyebabkan kehamilan.
»»  BACA SELENGKAPNYA BRO...

Kamis, 09 Mei 2013

TEPUK TRIAD KRR


PROK-PROK    PROK-PROK    PROK
KAMI (PROK-PROK)
PROK PROK PROK
PIK REMAJA (PROK-PROK)
PROK PROK PROK
SAHABAT CERIA (PROK-PROK)
PROK PROK PROK
PALING OKE (PROK-PROK)
PROK PROK PROK
PALING KEREN (PROK-PROK)
PROK PROK PROK
PALING MANTAP (PROK-PROK)
PROK PROK PROK

HATI GALAU (PROK-PROK)
PROK PROK PROK (NO NO NO)
PIKIRAN KACAU (PROK-PROK)
PROK PROK PROK  (NO NO NO)
KURANG PE-DE (PROK-PROK)
PROK PROK PROK  (NO NO NO)
ANTI FREE SEX (PROK-PROK)
PROK PROK PROK (YES YES YES)
JAUHI NARKOBA (PROK-PROK)
PROK PROK PROK (YES YES YES)
BENCI HIV (PROK-PROK)
PROK PROK PROK (YES YES YES)
PROK-PROK    PROK-PROK    PROK
SALAM GENRE 3x


(Tepuk Triad KRR ini merupakan Yel-Yel yang senantiasa dikumandangkan pada setiap Kegiatan PIK Remaja Sahabat Ceria SMAN-1 Tasik Payawan)
»»  BACA SELENGKAPNYA BRO...

Senin, 15 April 2013

MENGENAL HIV DAN AIDS


A.  PENGERTIAN HIV DAN AIDS
HIV adalah kependekan dari Human Immunodeficiency Virus.  Virus ini menurunkan sampai merusak system kekebalan tubuh manusia. Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin banyak sehingga system kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit yang masuk.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.

 B.  ASAL HIV/AIDS
Belum diketahui dengan jelas dari mana dan kapan jelasnya HIV/AIDS muncul. Diperkirakan pada akhir 1970-an di daerah sub sahara Afrika HIV sudah berkembang dan meluas. Perkiraan ini dibuat berdasarkan catatan kasus-kasus penyakit yang ada di rumah-rumah sakit di beberapa negara Afrika pada saat itu.
Hal ini juga diperkuat oleh beberapa contoh darah pada tahun 1950-an yang telah mengandung HIV. Tetapi kasus HIV/AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottleib dan kawan-kawan di Los Angeles pada tanggal 5 Juni 1981.

C.  PENEMU VIRUS HIV
HIV ditemukan oleh Dr. Luc Montaigner dan kawan-kawan dari Institute Pasteur Perancis. Mereka berhasil mengisolasi virus penyebab AIDS ini dengan mengisolasi virus dari kelenjar getah bening dalam tubuh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang membengkak.
Kemudian pada bulan Juli 1994 Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker Nasional di Amerika Serikat menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari seorang penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III.
Kemudian Ilmuwan lain, J. Levy juga menemukan virus penyebab AIDS yang ia namakan AIDS Related Virus yang disingkat ARV. Akhir Mei 1986 Komisi Taksonomi International sepakat menyebut virus AIDS ini dengan HIV.

D.  KASUS HIV/AIDS PERTAMA DI INDONESIA
Secara resmi kasus AIDS pertama di Indonesia yang dilaporkan adalah pada seorang turis asing di Bali pada tahun 1987. 􀂃 Walaupun sebelumnya sudah ada berita tidak resmi bahwa sedikitnya ada tiga kasus AIDS di Jakarta pada tahun 1983 tetapi karena tidak tercatat di Indonesia maka kasus pertama di Indonesia disepakati pada tahun 1987

E.  KASUS HIV/AIDS DI INDONESIA SAAT INI
Kasus HIV/AIDS diindonesia melonjak tajam sejak akhir tahun 90-an. HIV/AIDS banyak diidap oleh penduduk usia produktif, dan lebih banyak diindap oleh laki-laki daripada perempuan. Kasus HIV/AIDS yang sudah dimulai sejak tahun 1987 dari tahun ke tahun semakin bertambah jumlahnya. Menurut Jaringan Epidemiologi Nasional ada beberapa kondisi yang membuat penyebaran AIDS di Indonesia menjadi cepat, antara lain :
1)        Meluasnya pelacuran
2)        Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum menikah) dan ekstra marital (di luar nikah)
3)        Prevalensi penyakit menular seksual yang tinggi
4)        Kesadaran pemakaian kondom masih rendah
5)        Urbanisasi dan migrasi penduduk yang tinggi
6)        Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
7)        Lalu lintas dari dan ke luar negeri yang bebas


F.   FENOMENA GUNUNG ES
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia merupakan salah satu yang paling cepat di Asia. Penelitian di RSUP Dr. Kariadi Semarang menunjukkan bahwa infeksi oportunistik yang tersering pada pasien HIV/AIDS adalah kandidiasis orofaringeal sebesar 79%. Kandidiasis orofaringeal adalah infeksi oportunistik mukosa yang banyak kasus disebabkan oleh jamur Candida albicans, tetapi dapat pula disebabkan oleh spesies lain seperti Candida glabrata, Candida tropicalis dan Candida krusei.
Kecenderungan   pengidap   HIV/AIDS   di   Indonesia   terus   meningkat. Menurut   Departemen   Kesehatan   RI   dalam  awal   triwulan   pertama   di   2009, tambahan pengidap HIV/AIDS dengan rentang usia 15-19  tahun saja sebanyak 522 orang  (www.depkes.go.id).  Artinya,   sehari   rata-rata 17,2  remaja  Indonesia terinfeksi  HIV/AIDS.  Maka   kuantitas   dan   kualitas   kampanye   anti  HIV/AIDS perlu semakin ditingkatkan.
Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es. Yang nampak hanyalah permukaan belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang nampak, maka terjadi apa yang disebut sebagai “Fenomena Gunung Es”. Artinya adalah data kasus statistik mengenai jumlah angka individu yang terinfeksi HIV maupun individu yang AIDS bukan jumlah yang sebenarnya.
Terdapat banyak kasus HIV/AIDS yang tidak dilaporkan mengingat pada fase awal AIDS selain tanpa gejala, juga tidak dapat dideteksi. Selain itu kesadaran masyarakat untuk melakukan tes HIV masih rendah. Sehingga dimungkinkan masih banyak kasus yang tidak terdata, dan  menjadikan data yang ada adalah bukan angka yang sebenarnya.

G. TAHAPAN PERUBAHAN HIV MENUJU AIDS
1. Fase 1 : Umur infeksi 1 – 6 bulan (sejak terinfeksi HIV)
Individu sudah terpapar dan terinfeksi, tetapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibody terhadap HIV belum terbentuk. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri)

2. Fase 2 : Umur infeksi: 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV.
Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit, namun sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri)

3. Fase 3 : Belum disebut sebagai gejala AIDS.
a.       Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit.
b.      Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.

4. Fase 4 : Sudah masuk pada fase AIDS.
a.       AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya.
a.       Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, , infeksi usus yang menyebabkan diare parah berminggu-minggu, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.


H.  PENULARAN HIV/AIDS

1. Kegiatan-kegiatan beresiko yang menularkan HIV/AIDS :
Walupun HIV, mungkin terdapat pada bermacam-macam cairan tubuh pengindap HIV, tapi hanya 3 cairan yang dapat menularkan yaitu darah, spirma dan cairan vagina. Seseorang akan tertular HIV jika salah salah satu dari cairan diatas yang mengandung HIV masuk kedalam darah orang yang belum terinfeksi.
Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan berresiko yang dapat menularkan HIV/AIDS :
a.  Hubungan Seks yang tidak aman dengan pengindap HIV/AIDS
b.  Menggunakan jarum suntik yang telah tercemar HIV.
c.  Wanita yang mengindap HIV kepda bayi yang dikandungnya
d.  Ibu Hamil kepada Anak yang dikandungnya :
1)      Antenatal yaitu saat bayi masih berada didalam rahim, melalui plasenta
2)      Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina
3)      Postnatal yaitu setelah proses persalinan, melalui air susu ibu
4)      Kenyataannya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya.

2. Cara mencegah tertular HIV/AIDS :
a.       Hanya transfuse darah yang bebas HIV
b.      Menggunakan jarum suntik yang sudah diseterilkan
c.       Tidak melakukan hubungan sek sebelum menikah/diluar nikah
d.      Setia pada pasangannya
e.       Menggunakan kondom jika pasangan tidak pasti atau belum dites.

3.    Perilaku Berisiko Yang Menularkan HIV/AIDS
1.      Menggunakan jarum dan peralatan yang sudah tercemar HIV
2.      Berhubungan seks melalui dubur, oral maupun melalui vagina tanpa perlindungan
3.      Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasangan yang memiliki banyak pasangan lain

I.     PERNYATAAN-PERNYATAAN KELIRU SEPUTAR PENULARAN HIV

Beberapa pendapat yang salah, mengenai penularan HIV diantaranya:
1)      HIV/AIDS menular melalui hubungan kontak sosial biasa dari satu orang ke orang lain di  rumah, tempat kerja atau tempat umum lainnya
2)      HIV/AIDS menular melalui makanan
3)      HIV/AIDS menular melalui udara dan air (kolam renang, toilet, dll)
4)      HIV/AIDS menular melalui serangga/nyamuk
5)      HIV/AIDS menular melalui batuk, bersin, meludah
6)      HIV/AIDS menular melalui bersalaman, menyentuh, berpelukan atau cium pipi


J.    HUBUNGAN ANTARA HIV/AIDS DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DAN HUBUNGAN SEKS BEBAS

1)      HIV/AIDS – Hubungan Seks Bebas Dan Tak Aman
Salah satu media penularan HIV/AIDS yaitu melalui cairan sperma maupun cairan vagina, maka perilaku hubungan seks bebas tidak aman merupakan perilaku yang beresiko tertular maupun menularkan virus HIV.

2)      HIV/AIDS – Penyalahgunaan Napza
Walau tidak seluruh pengguna NAPZA, namun sebagian besar pengguna beberapa jenis NAPZA cenderung menggunakan Jarum Suntik sebagai media pemakaiannya. Penggunaan jarum suntik yang tidak seril dan dilakukan secara bergantian sangat rentan terhadap penularan virus HIV/AIDS (tertular maupun menularkan).
Hal yang lebih mengerikan, Pengguna Napza yang merupakan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) akan membuatnya lebih cepat memasuki fase AIDS. Hal ini dikarenakan karakteristik NAPZA yang bersifat menggerogoti organ tubuh. Termasuk juga perokok, karena rokok memiliki sifat yang sama.

K.  PENCEGAHAN PENULARAN

 1. Secara Umum
Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E), yaitu:
A: Abstinence – memilih untuk tidak melakukan hubungan seks pranikah
B: Be faithful – saling setia
C: Condom – Menggunakan kondom secara konsisten dan benar
D: Drugs – Tolak penggunaan NAPZA
E: Equipment – Jangan pakai jarum suntik bersama

2.  Untuk Pengguna Napza
Pencandu yang IDU dapat terbebas dari penularan HIV/AIDS jika :
a.    Mulai berhenti menggunakan Napza, sebelum terinfeksi HIV
b.    Atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik
c.    Atau paling tidak, sehabis dipakai, jarum suntik langsung dibuang
d.   Atau paling tidak kalau menggunakan jarum yang sama, sterilkan dulu, yaitu dengan merendam pemutih (dengan kadar campuran yang benar) atau direbus dengan ketinggian suhu yang benar. Proses ini biasa disebut bleaching (sterilisasi dengan pemutih)

3. Untuk Remaja
Karena semua orang tanpa kecuali dapat tertular HIV apabila perilakunya sehari-hari termasuk dalam perilaku yang berisiko tinggi terpapar HIV, maka yang perlu dilakukan remaja antara lain:
a)      Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Karena beresiko terhadap penularan HIV/AIDS.
b)      Mencari informasi yang lengkap dan benar yang berkaitan dengan HIV/AIDS
c)      Mendiskusikan secara terbuka permasalahan yang sering dialami remaja --dalam hal ini tentang masalah perilaku seksual- dengan orang tua, guru, teman maupun orang yang memang paham mengenai hal ini.
d)     Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang dan jarum suntik, tato dan tindik
e)      Tidak melakukan kontak langsung percampuran darah dengan orang yang sudah terpapar HIV
f)       Menghindari perilaku yang dapat mengarah pada perilaku yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab

L.  TES DARAH HIV/AIDS
Tes HIV adalah tes yang dilakukan untuk memastikan apakah individu yang bersangkutan telah dinyatakan terkena HIV atau tidak. Tes HIV berfungsi untuk mengetahui adanya antibodi terhadap HIV atau mengetes adanya  antigen HIV dalam darah.
Ada beberapa jenis tes yang biasa dilakukan di antaranya yaitu tes Elisa, tes Dipstik dan tes Western Blot. Masing-masing alat tes memiliki sensitivitas atau kemampuan untuk menemukan orang yang mengidap HIV dan spesifitas atau kemampuan untuk menemukan individu yang tidak mengidap HIV.
Untuk tes antibodi HIV semacam Elisa memiliki sensitivitas yang tinggi. Dengan kata lain persentase pengidap HIV yang memberikan hasil negatif palsu sangat kecil. Sedangkan spesifitasnya adalah antara 99,7%-99,90% dalam arti 0,1% - 0,3% dari semua orang yang tidak berantibodi HIV akan dites positif untuk antibodi tersebut.
Untuk itu hasil Elisa positif perlu diperiksa ulang (dikonfirmasi) dengan metode Western Blot yang mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi.
Syarat tes darah untuk keperluan HIV adalah :
a.       Bersifat rahasia
b.      Harus dengan konseling baik pra tes maupun pasca tes
c.        Tidak ada unsur paksaan
Sedangkan prosedur pemeriksaan darah untuk HIV/AIDS meliputi beberapa tahapan yaitu :
a. Pre tes konseling
► Identifikasi risiko perilaku seksual (pengukuran tingkat risiko perilaku)
► Penjelasan arti hasil tes dan prosedurnya (positif/negatif)
► Informasi HIV/AIDS sejalas-jelasnya
► Identifikasi kebutuhan pasien, setelah mengetahui hasil tes
► Rencana perubahan perilaku
b. Tes darah Elisa
► Hasil tes Elisa (-) kembali melakukan konseling untuk penataan perilaku seks yang lebih aman (safer sex). Pemeriksaan diulang kembali dalam waktu 3-6 bulan berikutnya.
► Hasil tes Elisa (+), konfirmasikan dengan Western Blot
c. Tes Western Blot
► Hasil tes Western Blot (+) laporkan ke dinas kesehatan (dalam keadaan tanpa nama). Lakukan pasca konseling dan pendampingan (menghindari emosi putus asa keinginan untuk bunuh diri).
► Hasil tes Western Blot (-) sama dengan Elisa (-)


M. PENGOBATAN HIV/AIDS
Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu. Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa HIV/AIDS dapat disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut, pengobatannya tidak dilakukan dengan standar medis, tetapi dengan pengobatan alternatif atau pengobatan lainnya.
Obat-obat yang selama ini digunakan berfungsi menahan perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh, bukan menghilangkan HIV dari dalam tubuh. Hal inilah yang dialami Magic Johnson, pebasket tim LA Lakers. Konsumsi obat-obatan dilakukan untuk menahan jalannya virus sehingga kondisi tubuh tetap terjaga.
Obat-obatan ARV sudah dipasarkan secara umum, untuk obat generic, biaya obat ARV  yaitu sekitar Rp. 380.000,- per paket. Namun tidak semua orang yang HIV positif sudah membutuhkan obat-obat ARV, ada kriteria khusus.
 Jadi pengobatan HIV Magic Johnson belum tentu dapat diterapkan pada orang lain. Meskipun semakin hari makin banyak individu yang dinyatakan positif HIV, namun sampai saat ini belum ada informasi adanya obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS. Bahkan sampai sekarang belum ada perkiraan resmi mengenai kapan obat yang dapat menyembuhkan AIDS atau vaksin yang dapat mencegah AIDS ditemukan.
Untuk menahan lajunya tahap perkembangan virus beberapa obat yang ada adalah antiretroviral dan infeksi oportunistik.
1.      Obat antiretroviral adalah obat yang dipergunakan untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat perkembang-biakan virus. Obat-obatan yang termasuk anti retroviral yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine.
2.      Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan tubuh. Yang penting untuk pengobatan oportunistik yaitu menggunakan obat-obat sesuai jenis penyakitnya, contoh: obat-obat anti TBC, dll.

BERIKUT BEBERAPA GAMBAR PENDERITA HIV/AIDS :







N.   STIGMA MASYARAKAT TERHADAP  ODHA

Terdapat banyak pendapat untuk memasukkan Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) ke penampungan khusus penderita HIV dan AIDS. Namun ini berarti merupakan satu bentuk  diskriminasi terhadap ODHA. Padahal, tanpa melakukan kontak seksual maupun kontak darah Dengan ODHA, HIV dan AIDS yang ada pada tubuh ODHA tidak akan menular ke individu lain, termasuk kepada Orang Hidup Dengan HIV dan AIDS (OHIDHA).
Selain itu individu yang masih ada dalam fase HIV masih produktif. Sehingga individu yang bersangkutan masih dapat bekerja dan menghasilkan. Dengan adanya shelter berarti terjadi diskriminasi dalam perlakuan. Sebagian masyarakat melakukan diskriminasi karena :
1)        Kurang memperoleh informasi yang benar bagaimana cara penularan HIV dan AIDS, hal-hal apa saja yang dapat menularkan dan apa yang tidak menularkan
2)        Ketakutan terhadap HIV dan AIDS sebagai penyakit yang mematikan. Sehingga mereka belum percaya sepenuhnya informasi yang diberikan.

1.      Apa Yang Harus Dilakukan Oleh ODHA
a.       Mendekatkan diri pada Tuhan
b.      Menjaga kesehatan fisik
c.       Tetap bersikap / berpikir positif
d.      Tetap mengaktualisasikan dirinya
e.       Masuk dalam kelompok dukungan (support group)
f.       Menghindari penyalahgunaan NAPZA
g.      Menghindari seks bebas dan tidak aman
h.      Berusaha mendapatkan terapi HIV / AIDS

2.      Apa Yang Dapat Dilakukan Oleh Masyarakat Terhadap ODHA
Sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan kepada ODHA yaitu dengan memberikan dukungan. Dukungan di sini tentunya dalam pengertian yang luas, yaitu misalnya dengan memberikan kesempatan, dan sebagainya. Di antaranya anggota masyarakat harus peduli dengan penanggulangan epidemi AIDS dan mendukung ODHA untuk melawan diskriminasi, peduli terhadap ODHA yang sering mendapatkan penolakan dari orang lain.

Kiranya Tuhan senantiasa menyertai derap langkah hidup kita, dan menghindarkan kita dari HIV/AIDS. Semoga.

(Materi ini disampaikan pada Forum PIK Remaja Sahabat Ceria SMAN-1 Tasik Payawan tanggal 09 April 2013)
»»  BACA SELENGKAPNYA BRO...